Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. ----Selamat datang di Blog resmi Ikatan Hakim Indonesia (IKAHI) Cabang Masohi.,

Kamis, 01 Maret 2012

Tulisan 'Pedas' Media Massa di Mata Ketua Mahkamah Agung


 

Adagium hakim harus selalu peka terhadap suara keadilan masyarakat harus dipegang hakim sepanjang waktu. Hal ini diakui oleh Ketua Mahkamah Agung (MA), Harifin Tumpa, yang terus menyimak keinginan masyarakat dari berbagai media massa, tidak terkecuali media online, detikcom.

"Ya saya hafal nama Anda," kata Harifin menunjuk wartawan detikcom, saat ramah tamah dengan wartawan sesaat sebelum launching buku otobiografinya di Gedung MA, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Kamis (29/2/2012).
detikcom melekat di ingatan Harifin dengan tulisan-tulisan yang tajam dan pedas sebagai upaya untuk mendorong peradilan yang bersih dan berwibawa. Misalnya saat detikcom menurunkan berita tentang putusan pencurian 6 piring dengan terpidana Rasminah yang dihukum 130 hari penjara.

Saat itu detikcom membuat berita dengan judul 'Pencuri 6 Piring Dihukum 130 Hari Penjara, di Mana Hati Nurani MA?' yang merupakan hasil wawancara dengan pengamat hukum pidana Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Jawa Tengah, Hibnu Nugroho.

"Ya saya baca itu, yang mempertanyakan keadilan dan hati nurani MA," ungkap Harifin sambil tersenyum.

Di mata dia, detikcom tidak hanya memuat kritikan terhadap MA semata. Harifin berpendapat, media ini telah memfasilitasi masyarakat yang ingin memberikan support kepada MA untuk menjadi lembaga yang berwibawa, akuntabel dan bersih.

"Saya melihat Anda menulis yang membela MA pada waktu seseorang mengatakan MA tidak bisa dipercaya lagi, dan putusannya tidak berkualitas. Saya baca Anda menulis dengan membandingkan antara institusi yang satu dan yang lain jauh sekali bedanya," sambung Ketua MA yang akah mengakhiri jabatannya hari ini.

Di tengah badai kritikan terhadap institusi MA, Harifin sebagai pribadi tetap enjoy. Dia menilai hal tersebut sebagai salah satu unsur dinamika kehidupan bermasyarakat.

"Saya bisa tidur nyenyak saja. Saya melihat tidak ada sesuatu yang terlalu memojokkan saya," ujar kakek 6 cucu ini.

"Kritikan terhadap MA ini adalah dinamika kehidupan masyarakat. Tetapi kalau dibandingkan dengan kritikan-kritikan yang dulu dan sekarang, saya anggap sekarang ini tidak ada apa-apanya," ujar Harifin yang mengaku saat kecil juga pernah berbuat nakal ini. (Andi Saputra - detikNews)
Dikutip dari :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar